Samudera Cinta
Jangan kau ragukan langit,
pastilah inginkan bintang,
dan kaulah bintang yang menghiasi langit hatiku
Usah kau ragukan laut,
pastilah inginkan gelombang,
dan kaulah gelombang di laut hati kasihku
Usahlah kau harap cintaku yang hanya sebutir salju,
tapi berikan cintamu agar cinta kita seluas langit dan samudera
Tiadalah artinya cemburu pada kata-kata merindu,
kuyakinkan hatimu jika kau selalu ada di jiwa ini
Merindu Cinta
Kemilau senja memukau mata,
memerah warna engkau matahari
Senandung rindu menyebut nama,
merajut hati engkau kekasih hati
Di sini aku merindu cinta
dan kau di sana menyebut nama ini di dalam hati
Dan bulan pun tiba seiring gemuruh di dalam hati
Dan malam pun menyapa seiring cinta merona di jiwa ini
Ikrar Jiwa
(Untuk yang berumah hatiku)
lebih dari sekedar kata
cinta adalah anugerah
lebih dari sekedar anugerah
karena ia adalah wujud sang pencipta
yang mencipta dengan kasihnya
yang menjaga dengan cintanya
lebih dari sekedar kata
cinta adalah diri kita
yang membasuh luka jiwa
dan juga luka anak bangsa
lebih dari sekedar kata
kita adalah kekasih jiwa
yang dengan hatimu aku bekerja
yang dengan di hatiku engkau menjaga
menebarkan cinta di semesta
lebih dari sekedar kata
aku dan kau
Tuhan beserta kita
kita memang saling mencinta
dalam suka dan duka
Jelang Pagi, 16 Januari 2010
Mantra untuk Kekasih
Menyentuhmu hatiku
tersengat serum cinta
Disentuhmu harum
semerbak menghiasi hariku
Maka biarkan dirimu dalam pelukan kasihku
agar segenap senyumnya berhias bunga cinta
Maka biarkan diriku dalam kasih sayangmu
agar tiada lagi resah dan sakit melanda
Ulurkan tanganmu duhai bunga cintaku
dan biarkan daku memeluk dengan keindahan kasih
Berpeganglah pada kepak sayapku
agar kita bisa tiba di istana asmara
24 Juni 2010
Ayat Sajadah Cinta
menggoda mendung agar bisa menembus lekuk senja
sambil berharap bisa melihat indahnya matahari dibalik pelukan malam
pagi mengapit mendung. Akankah angin mengubahnya menjadi hujan?
Hati mengapit rindu. Akankah sapaanmu mengubahnya menjadi cinta?
matahari boleh pergi dari pandangan
tapi kau duhai cahaya tetap abadi dalam pandangan
aku ingin memastikan selalu kalau setiap detak hatiku
penuh dengan sebutan namamu
merinduimu duhai kekasih
adalah lagu hati terindah yang terus ku nyalakan
kemana harus mencari
jika jejak telah terhapus oleh badai semalam
dimataku ada kamu
21 Juni 2010
Surat Cinta di Dinding Langit
Adakah kau mengeja namaku pagi ini, satu huruf saja? Ku pastikan mengeja namamu seutuhnya.
Adakah kau merindui diriku, sedetik saja? Ku pastikan merinduimu disepanjang ingatan.
Adakah kau menyayangiku sehari saja? Ku pastikan sayangku padamu sepanjang hayatku.
Adakah kau mencintaiku semalam saja? Jika pun tidak, biarkan aku yang mencintaimu, dengan cinta yang terindah
Adakah kau sedang membaca surat pagi cinta ini di dinding langit? Ku pastikan menulis hanya untuk hati yang penuh cinta
17 Juni 2010
Kipas Cinta – Angin Rindu
Tidur tidurlah cinta
Biarkan aku hadir dipejam matamu
Tidur tidurlah kasih
Eratkan hadirku di bilik hatimu
Tidur tidurlah matahati
Dan biarkan daku menghalau gerah dengan kipas cinta agar angin rindu membuai lelapmu dan izinkan aku berbisik “aku cinta kamu.”
4 Juni 2010
Aku Datang Duhai Penunggu Malam
Aku datang duhai penunggu malam
Mari menepi di sayapku yang lapang
Terbanglah gapai bintang sambil menepis segala yang terhalang
Aku kini di depan mu duhai penunggu malam
Maka jadikan aku selimut hatimu dan pejamkan mata agar tak ada matahari mengintip malu hatimu
Aku kini ada di hatimu duhai penunggu malam
Maka jangan biarkan aku menghilang sampai tiba siang menyapa ulang duhai kekasih sayang
3 Juni 2010
Hikayat Cinta
Menyebut namamu bagai menari dengan kekasih
Memanggil namamu bagai mendayung disamudera cinta
Maka izinkan aku genggam jemarimu, dan memelukmu dalam imaji
Karena menyentuhmu adalah dambaan semua kekasih
Kulirik senja di ujung langit yang bertemu laut
Kulirik buih ombak yang menyentuh mata kaki
Dan, dimata hatiku kau begitu dekat duhai sang nama yang kueja dengan cinta
2 Juni 2010
Tanda Duka Kita
Sudah tak tercatat berapa yang pergi, meninggalkan negeri, oleh ganasnya hati
Sampai kini dan entah juga nanti, peluru terus memburu di tanah dan langit tempat nabi pernah memuja ilahi
Israel sampai kapan kau terus menerjang atasnama perlindungan diri? Sampai kau menang? Menang atas apa? Atas kekalahan? Siapa yang kalah? Kaulah yang kalah bertopeng kemenangan.
Israel mari menang dengan cinta karena Palestina tak kan pernah musnah di tanah cinta kami semua
Palestin jangan menangis lagi karena tanahmu tak kan pernah terkikis dari catatan hati kami
Dari jauh kami ungkapkan Tanda Duka Kami sebagai Tanda Duka Kita
2 Juni 2010
Selamat Pagi Kekasih
Pagi ya pagi sayang
Kala embun belum kering lagi oleh jilatan matahari. Bahkan jemarimu belum kau pindahkan dari tempat yang memercik embun cinta
Pagi ya pagi cinta
Kala semuanya belum ada yang bicara angkara murka. Bahkan semut pun belum siap mencubit kulitmu yang bertahta keinginan
Pagi ya pagi duhai kekasih sampai matahari menepis embun di pipimu
Dan sebelum siang benar-benar tiba aku ingin mengaliri hatimu dengan satu ucapan: SELAMAT PAGI KEKASIH
2 Juni 2010
Kangen
Sedari tadi semenjak pagi
Kau tak lepas dari ingatanku
Dan kini lagi mungkin juga nanti
Kau tak jua lepas dari hati ini duhai kekasih dalam ingatan jiwa
Reff..
Sungguh aku kangen kamu
Sungguh aku ingin jumpa kamu
Sungguh ku ingin menggengam tanganmu
Sungguh ku ingin memelukmu
Sedari tadi semenjak pagi
Kau tak lepas dari ingatanku
Dan kini lagi mungkin juga nanti
Kau tak jua lepas dari hati ini
*Kembali ke reff
1 Juni 2010
Mendayung Pagi
Mari, ambil kayuh dan mendayung pagi jelajahi samudera hari dan biarkan bulir keringat membasahi
Mari, lepaskan senyum di pipi sambut mentari yang tiada berhenti berbagi cahaya warna warni
Mari lepaskan ikatan di hati buang emosi karena mendung dan gemuruh yang telah berlalu
Mari, ulurkan tangan agar laju perahu semakin maju dan kemudi tak patah lagi
Mari, pilih ke depan karena jalan pulang membentang di sudut pandang yang membentang
Mari, jelajahi hari dengan perahu kasih berkemudi cinta agar tiada sia lambaian bendera cita di dermaga
31 Mei 2010
Ada Saatnya (Membaca Gerak Tarian Malam)
Ada saatnya aku pergi dan tak harus memberi kabar karena kereta pagi tak pernah bergeser waktu keberangkatannya menuju matahari
Ada saatnya aku datang dan tak perlu mengetuk pintu karena kantuk menderaku disepanjang perjalanan
Ada saatnya aku diam dan menyentuh sepi karena tarian riuh kata tak memberiku ruang untuk sekedar bernyanyi
Ada saatnya aku kembali dan tak perlu mengabari karena sebuah harapan terlalu murah untuk ditawar dipasar gelap siang hari
Adakalanya kita berhenti berkata-kata dan biarkan suara hati menggayut kembali jemari tangan karena luka telah sembuh oleh cinta yang terpancar dari mata dan seutas senyum ketulusan
31 Mei 2010
Lentera Pagi
Mestinya pagi ini kau bersamaku disini, melakukan ziarah hatiku
Mestinya pagi ini kau bersamaku disini, menapaki bukit matahari
Mestinya pagi ini kau bersamaku disini, menelusuri rimba gelisahku
Mestinya pagi ini kau bersamaku disini, membaca gurun agar ku tak tersesat
Kekasih, kaulah lentera mentari pagi ku
Kekasih, tanpa mu langkahku kan tersesat di jagat cinta ini
30 Mei 2010
Surat Perjalanan
(Aceh – Makasar – Ternate – Jakarta – Medan – Jogya)
adakah perjalanan yang membahagiakan
selain perjalanan menuju ke pertemuan denganmu
duhai yang telah berumah dihatiku?
aku telah datang duhai kekasih
kupastikan tidak ada lagi istana terindah
selain istana cintamu.
Jadi bagaimana mungkin aku berpaling?
Maka kemanapun aku pergi
pasti aku kan kembali padamu
tak ingin berpaling, walau sejenak.
maka kusebut-sebut namamu seiring detak nadi cinta ini
diamku adalah hidup yang mencintai
hmmm…harum parfum cinta sejarah merajut kenangan
dan sambil ku tatap imaji ku kenang-kenang
perjalanan kekasih dalam kenangan
menyibak riwayat cinta dan diantara bilah kenangan
kutemukan isyarat-isyarat pertemuan yang kala terajut,
terlihat jelas : Peta Cinta Semesta
kemana pun tapakku mencari ternyata
kau diam di hatiku dan setia bernafas cinta, selalu
belai angin ini bagai sentuhan tangan lembutmu
kurasa-rasa sambil melempar pandang ke laut lepas
sungguh jarak kita hanya dipisahkan oleh fisik
secara jiwa tiada sehelai rambutpun kita terpisah
bagaimana aku bisa berpaling jika setiap detak
jantungku menyertakan namamu
setitik airmata memahat cinta di bukit hati
menjadi danau tempat mengalir kerinduan
cinta tidak pernah pergi, meski kaki melangkah jauh,
hati tetap terpauti,
cinta memang mematri dihati
langkah boleh menapaki tujuh bukit hati
tapi arahnya tetap kembali padamu
meminang waktu sejenak sambil membelai-belai isyarat
diikatan ingatan ini ku urai simpul kenangan
untuk menemukan satu kata yang pernah terucap dulu, cinta
menata irama nafas yang tersesak rindu di atas pianis cinta.
iramanya membelah sejuk dan kabut pagi,
serta menghentikan detak nadi embun (jakarta)
di tanoh Aceh ku ikat kenangan yang terungkap di perjalanan
moga esok sentuhan embun pagi menyuburkan kerinduan
menutup buku dan menyimpan kembali di bilik takdir
agar tak ada yang salah menerka zaman
kadang, berjalan di tepi kesunyian
lebih bisa membaca detak cinta
meniup sisa kenangan dan membiarkannya ada di bulan,
agar esok malam dan malam seribu tahun ke depan
masih bisa menjadi petunjuk berkasih sayang
menggantung sarung di leher sambil memetik
buah rembulan yg tersangkut di rumput basah
alif ba ta dilipatan jemari
seteguk kopi bergerak bak tarian sufi di kawah kata
mengalir menyapa kerontang hasrat
mengkantongi rembulan di saku belakang
agar bisa bebas memetik senyum daun basah di pohon desah
rebah di warna warni imaji sambil disentil liarnya angin ramping
sesosok bayang menepuk kesadaran pagi
langit bersisik hati berbisik diantara langit dan hati rindu
menggerakkan kata
bersila mengeja nama berharap kau mengucap nama
kau dan aku saling menyapa walau sekedar menyebut nama dalam jiwa
bismillah, aku melangkah menujumu tanpa ragu
temui aku diujung kata dan kita mulai membaca lagi kitab “jalan sunyi”
burung kan segera terbang menyentuh mega
dan indahnya menatap dirimu dalam hayalan
menyentuh kaki kota singgahan sambil meraba isyarat jiwa
menyapa pagi dengan menyebut namamu
hmmm…indahnya pagi yang menyalakan kangen akan dikau
menepi di tanah sultan
mencari urat tali hati tuk mengikat jiwa
yang lelah oleh emosi
hujan membelai-belai jogya
Dan kau membelai-belai rindu ini
kala merapi dan merbabu berbalut sutra rindu
aku melambai tapak jalan cinta, melangkah.
trims jogya yg berembun cinta (jogya)
sunyi itu senyap yang kembali
mandi rindu agar wangi cinta semerbak
hingga ke bilik hati
satu satu ku baca tangan sedang memahat ruang rindu
9 – 28 Mei 2009
Tabangun Aceh
Jak Tajak Bangun Aceh Jak
Tabangun Aceh,
Jak
Tajak Bangun Aceh Jak
Tabangun Aceh
Alhamdulillah pujo keu Allah
Seulamat tuboh dari ie beuna
Seulaweut saleum keu Nabi Allah
Seulamat jiwa dari haro hara
Dengon bismillah beudoh beusare
Ta peusaboh hatee, ta peusaban pike ta jak keureuja
Ta meumat jaroe bek gadoeh pakee, ta meusajan sabee, ta meuduek saree ta bangun nanggroe
Insya Allah ngoen izin Tuhan
Aceh loen sayang maju ngoen jaya
Nanggroe teuh makmu rakyat pih seunang
Pikiran teunang hatee bahgia
Januari 2006
Saleum peACEHeart
Trackbacks
[…] “Saya menunggu waktu yang tepat untuk mengatakan apa yang tidak bisa saya katakan. Kita berada di langit ke tujuh jika memang cinta itu bukan sekedar kata. Bukan sekedar kata, ikrar jiwa.” […]