“Jika tanganku adalah tanganmu maka tiada daya aku kecuali atas izinmu.”
Risman A Rachman hanya sosok “pinggiran” di Aceh. Karena itu sulit ditemukan keberadaannya di berbagai hiruk pikuk sosial-politik Aceh. Maka wajar saja manakala ada yang menyatakan ia hanya “lelaki sunyi” yang berdiam di rumah kesunyian keacehan. Ia ada tapi menjadi sosok yang “tiada” dalam ingatan celoteh keramaian keacehan.
Meski begitu, di lorong-lorong sunyi itu pula ia membaca “kitab baten” negeri Serambi Mekkah yang kerab terabaikan oleh mata kepala. Dan, inilah sebahagian bacaan batinnya melalui The Atjeh Post yang kemudian “terbang” untuk hinggap di dahan hati yang diam-diam membuka ruang jiwa. Selamat menikmati.
08 Oktober 2011 | Lelaki Pemegang Janji
08 Oktober 2011 | Yuk! Kawin
07 Oktober 2011 | Sepucuk Surat Untuk Aceh
29 September 2011 | Catatan Risman Soal “Filmku Tak Asin Lagi.”
26 September 2011 | Peka, Pue Ka? Pue Kah?
01 September 2011 | Pasien Itu Bernama Pilkada
26 September 2011 | Peka, Pue Ka?, Pue Kah?
25 September 2011 | Pilkada di Ujung Rencong
23 September 2011 | Khutbah Cinta
20 September 2011 | Serambi Vatikan
19 September 2011 | Pesan “Kung Fu Politik” Muhammad Nazar
10 September 2011 | Mimbar Politik dan Politik (di) Mimbar
09 September 2011 | Kak Nun
05 September 2011 | Kuburan Cinta
02 September 2011 | Maaf..Maaf..Maaf
31 Agustus 2011 | Idul Fitri dan Perjanjian Primordial
29 Agustus 2011 | Halaman Terakhir Buku Harian Malek
28 Agustus 2011 | Surat untuk Laila
26 Agustus 2011 | Gambit and The X-Ternals GAM
22 Agustus 2011 | Sang Wali
18 Agustus 2011 | Enam: Damai, Merdeka dan Setan
16 Agustus 2011 | Zikir untuk Damai
08 Agustus 2011 | Jangan Panggil Namaku Tengku Agam
05 Agustus 2011 | Malu Hatiku
30 Juli 2011 | Kandidat Dilarang Berhubungan Intim
23 Juli 2011 | Gajah
18 Juli 2011 | Mencintai Kandidat
09 Juli 2011 | Menanti Auman Singa Kuneng
26 Juni 2011 | Politek Ureung Aceh
27 Februari 2011 | Beban Berat Politik Aceh
Terima kaseh
Admin
Follow Risman A Rachman di Twitter @dexris