“Kitab Baten Lelaki Sunyi” Risman di The Atjeh Post

“Jika tanganku adalah tanganmu maka tiada daya aku kecuali atas izinmu.”

Risman A Rachman hanya sosok “pinggiran” di Aceh. Karena itu sulit ditemukan keberadaannya di berbagai hiruk pikuk sosial-politik Aceh. Maka wajar saja manakala ada yang menyatakan ia hanya “lelaki sunyi” yang berdiam di rumah kesunyian keacehan. Ia ada tapi menjadi sosok yang “tiada” dalam ingatan celoteh keramaian keacehan.

Meski begitu, di lorong-lorong sunyi itu pula ia membaca “kitab baten” negeri Serambi Mekkah yang kerab terabaikan oleh mata kepala. Dan, inilah sebahagian bacaan batinnya melalui The Atjeh Post yang kemudian “terbang” untuk hinggap di dahan hati yang diam-diam membuka ruang jiwa. Selamat menikmati.

Baca lebih lanjut

Ruhut Bisa Jatuh, Tapi Tidak Boleh Roboh

Ruhut Bisa Jatuh, Tapi Tidak Boleh Roboh.

Kepak Sayap Burung Garuda: Rakyat Memimpin Perubahan

20121020-111756.jpg

Garuda (baca: rakyat) kini tidak lagi berdiri membentang kedua sayapnya sambil mencengkram slogan bhinneka tunggal ika untuk memperlihatkan perisai pancasila sebagai idiologi dan cita-cita Indonesia.

Kini, garuda telah mulai menggetarkan kedua sayapnya sebagai tanda bahwa segenap rakyat dari berbagai suku bangsa dan ragam budaya sedang berdenyut. Urat nadi kepemimpinan rakyat menjadi tanda rakyat sedang memimpin perubahan untuk pencapaian cita-cita Indonesia Raya.

Kini, mata tajam garuda terus awas menditeksi, dan dengan kesempurnaan aerodinamika sayapnya siap terbang, dan pada waktunya siap mengarahkan cakar kakinya menerkam “tikus” dan “ular” perusak bangsa dan negara.

Tidak ada gunanya memilih menjadi “tikus” atau “ular” karena jambul burung garuda menjadi radar yang senantiasa mengirim informasi akurat bagi aksi tercepat. itu maknanya rakyat siap dalam segala keadaan.

Jika ingin selamat jadilah sahabat garuda (baca: rakyat). Tidak ada gunanya membuat guncangan, badai, apalagi hawa panas. Garuda (baca: rakyat) memiliki kemampuan dalam menghadapi segala medan. Musuh garuda tidak akan dilepas lagi karena garuda (baca: rakyat) sudah mulai menggetarkan kepak sayapnya sebagai tanda rakyat siap memimpin perubahan untuk menggapai cita-cita segenap rakyat Indonesia.

*Risman A Rachman

Buku peACEHeart – Ayat-ayat Serambi Cinta

Sebuah buku berjudul “peACEHeart – Ayat-ayat Serambi Cinta” karya Risman A. Rachman akan segera diluncurkan. Buku ini merupakan sebuah kitab baten yang dituangkan sebagai tafsir dari kesunyian Sang Pejalan Sunyi.

Image

 

Risman A. Rachman

Pria kelahiran Meulaboh, Aceh ini lebih dikenal sebagai Penulis Mistikus Aceh karena tulisan-tulisannya yang kerap melampaui ruang imajinasi dan baru tertangkap maksudnya manakala dibaca setelah melakukan taharah hati.

Setiap kata yang diuraikannya memiliki cinta dan oleh karena itu, tidaklah mengherankan bila setiap katanya mampu meresap ke setiap jantung dan hati siapa pun yang membacanya. Membuat semua menjadi bergetar dan ruang batin pun terasa penuh.

Ciri khas pemilihan kata dan kalimat serta cara penulisannya merupakan pertanda originalitas pemikiran dan karya yang dihasilkan.

Kata Production merekamnya dan dengan sepenuh cinta mempersembahkannya untuk dunia.

KATAPro

Bisnis Berbadai TD. Pardede di Aceh

Ini peristiwa lama. Tepatnya, peristiwa di tahun1988. Sebuah peristiwa yang sangat dramatis terjadi pada 29 Agustus 1988.

Untuk menemukan gambarannya, saya menarik dan melirik sepenggal catatan Tempo yang ditulis setahun sesudah peristiwa terjadi itu, yaitu tanggal 26 Agustus 1989.

Tempo, 26 Agustus 1989. LHOKSEUMAWE, Aceh Utara, 29 Agustus 1988. Baca lebih lanjut

Manuskrip Jalan Pulang

Peta Jalan Pulang Itu Seperti Sebuah Kunci

Peta Jalan Pulang Itu Seperti Sebuah Kunci

AKU

Aku datang bersama angin pagi, siang dan malam. Mengulur tangan sambil menyapa penyanjung langit dan bumi dan berucap “perkenalkan, aku aneuk sebrang.” Baca lebih lanjut

Surat Cinta untuk Sang Kekaseh

Illustrasi: aptika.blog.uns.ac.id

Pengantar: Di sepanjang hidup, kita sudah banyak atau minimal sudah pernah menulis surat. Kini, saatnya menulis surat untuk Sang Kekasih.

Sungguh, jika dengan menulis surat saja setiap diri bisa mencapai “ekstasi” mencintai-Nya maka jiwa akan menjadi damai jika dicintai dan mencintai Sang Kekasih – Dia yang Rahman dan Dia yang Rahim.

Berikut “Surat Cinta untuk Sang Kekaseh,” yang oleh penulisnya, Risman A Rachman (penulis mistikus Aceh), dipercaya bisa membahagiakan jiwa bagi yang membacanya. Atas izin penulis, admin Kata Institute, kembali mempublikasikan surat ini, untuk satu maksud, berbagi kebahagiaan khusus di hari yang fitri ini.

Selamat menikmati.

***

Baca lebih lanjut